Resto yang saya bicarakan ini adalah Dutch House Cafe & Bakery.
Untuk eaters yang mau kesini cukup ambil ke arah Al Azhar. Kalau dari arah MKG tinggal belok kiri pas bundaran, dari arah MOI cukup lurus pas bundaran, dan dari arah jalan boulevard tinggal belok kanan pas bundaran. Resto ini ada di sebelah kiri, berdampingan dengan bank BRI.
Resto ini mempunyai 2 lantai. Lantai satu berfungsi selain tempat makan juga ada bakerynya. Kemarin ini saya mengambil tempat di lantai dua. Di lantai dua, design interiornya lebih simple. Ada stand khusus tempat meracik minuman di lantai dua ini. Keuntungan lain dari resto ini juga ada free Wi-fi. Overall resto ini sangat nyaman ambiencenya. Tempat duduk semua berupa sofa empuk. Sungguh nyaman. Mungkin yang saya rasa kurang hanya dekor dari ruangan. Kurang berkesan "Belanda" untuk saya.
Pelayanannya sendiri baik dan ramah. Pelayannya stand-by di kedua lantai jadi tidak akan sulit jika kita membutuhkan mereka.
Walaupun resto ini menamakan dirinya Dutch House tapi untuk pilihan makanan saya rasa tidak begitu berkesan makanan Dutch juga.
Yuk cek makanan apa saja yang saya coba.
Pelayanannya sendiri baik dan ramah. Pelayannya stand-by di kedua lantai jadi tidak akan sulit jika kita membutuhkan mereka.
Walaupun resto ini menamakan dirinya Dutch House tapi untuk pilihan makanan saya rasa tidak begitu berkesan makanan Dutch juga.
Yuk cek makanan apa saja yang saya coba.
Saya seperti biasa selalu memulai acara makan dengan memesan appetizer. Menu appetizer pilihan saya adalah 3 Musketeers - Rp. 42.500. Isi dari menu ini adalah 6 pcs chicken wings, 3 pcs sosis ayam dan french fries. Saya memesan menu ini alasan utamanya tentu karena saya penggemar chicken wings. Untuk chicken wingsnya sendiri cukup tasty, dagingnya lembut dan bumbunya pun lumayan. Sosisnya sepertinya menggunakan bumbu yang sama. French friesnya pun tasty, karena tidak plain. Dibumbui dengan baik juga. Overall this is a good appetizer.
Moving on to the main course.
Moving on to the main course.
Main course pertama adalah Fettucini Mushroom Bechamel - Rp. 24.000. Ini adalah fettucine dimasak dengan cream dan ditambah potongan jamur dan smoked beef lalu ditaburi dengan keju cheddar. Untuk menu ini tidak begitu memuaskan. Pertama karena creamnya pecah, dan terlalu berat. Juga sepertinya kurang berani dibumbui. Jadi rasanya lebih cenderung plain. Butuh ditambah saus cabe supaya menjadi nikmat. Overall not one of my favourite dish here.
Berikutnya Beef Teriyaki - Rp. 45.000. Untuk satu ini boleh dibilang lumayan walaupun tidak begitu wow. Dagingnya cukup empuk, walaupun saya berharap bisa lebih empuk lagi supaya lebih enak waktu digigit. Saus teriyakinya cukup lumayan tasty, tidak terlalu asin. Mix vegetables yang menjadi complimentary juga lumayan, terutama karena digarami sehingga tidak plain. Overall not too bad hanya sayangnya daging sapinya terlalu sedikit, padahal harganya cukup pricey.
Menu yang berikut ini yang saya bilang paling enak dari semua yang saya pesan, Nasi Goreng Batavia - Rp. 27.500. Disajikan dengan telur dadar, dan mentimun sebagai garnish. Rasa dari nasi gorengnya cukup pedas. Ada begitu banyak potongan cabe di nasi goreng ini, begitu juga di dalam telur dadarnya. Tapi walalupun pedas rasanya cukup enak. Kecap yang digunakan lumayan banyak jadi rasanya juga agak manis, pedas dan gurih. Di dalam nasi gorengnya sendiri ada potongan-potongan sosis ayam. Eaters pecinta pedas pasti bakal suka dengan menu ini. Overall tasty.
Next adalah signature dish dari Dutch House yaitu Dutch House Steak - Rp. 49.500. Ini adalah steak daging ayam yang digrill dan diberi saus special Dutch House. Sebagai signature dish Dutch House sebenarnya ekspektasi saya cukup besar, namun tidak bisa dikatakan terpenuhi. Daging ayamnya over-cooked sehingga terasa kering. Saus special Dutch House kurang begitu spesial di mulut saya karena rasanya mirip-mirip seperti saus BBQ biasa yang umumnya saya pakai kalau mengadakan acara BBQ tahun baruan di rumah. Menu ini masih butuh banyak improvement. French fries dan mix vegetablesnya boleh dikatakan oke, setidaknya lebih baik diolahnya daripada steaknya sendiri. Overall not too bad but not too special either.
Dan ini final meal saya. Sebenarnya ini diberikan sebagai complimentary dari resto, alias free. Pannenkoeken / Dutch House Pancake - Rp. 19.500 ini adalah pancake khas Dutch House, dengan toppingnya ice cream strawberry dan dilengkapi dengan sirup maple dan fruit compote. Dessert ini ternyata tasty. Satu-satunya hal yang saya sayangkan adalah pancakenya cenderung kempis alias tipis sekali. Tapi rasanya enak despite ketipisannya. Sirup maple dan fruit compotenya mengcompliment pancakenya dengan baik. Ice creamnya juga enak dan lembut. Overall loving it. Sweet-tooth lovers should try.
Minuman yang saya pesan adalah Peppermint Green Tea - Rp. 18.000. Teh yang digunakan adalah teh celup merk Twinings. Saya sendiri cukup sering mengkonsumsi teh merk ini di rumah, jadi buat saya cukup oke minuman ini karena memang sudah cukup sering juga saya minum di rumah.
Saya juga sempat mencoba Flavoured Black Tea (Passion, Mango, Orange) - Rp. 18.000. Maaf lupa difoto. Katanya sih ini adalah teh dengan campuran rasa antara passion fruit, mango, dan orange sekaligus. Rasanya sih lebih kuat di passion fruitnya. But overall cukup oke.
Overall conclusion, sebagai alternatif tempat hangout baru di sekitaran Kelapa Gading maka Dutch House bisa menjadi pilihan. Tempatnya nyaman, ambiencenya cukup oke, daerahnya sendiri cukup sepi dari lalu lalang kendaraan, dan ada free Wi-fi.
Tapi soal makanan mungkin belum begitu bisa dikatakan akan memuaskan lidah. Kalau eaters pecinta kuliner sejati dan menginginkan makanan yang wow ya jangan terlalu berekspektasi. Soal rasa masih bisa digolongkan di tengah-tengah. It's not too bad, but not that excellent either.
Well tidak ada salahnya mencoba tempat baru untuk mendapat pengalaman kuliner yang berbeda. Will I be back again? Well maybe, but I'm still thinking about it. Mungkin nanti saya akan coba datang kembali untuk taste bakerynya. Kalau berminat silakan datang dan coba eaters.
Saya juga sempat mencoba Flavoured Black Tea (Passion, Mango, Orange) - Rp. 18.000. Maaf lupa difoto. Katanya sih ini adalah teh dengan campuran rasa antara passion fruit, mango, dan orange sekaligus. Rasanya sih lebih kuat di passion fruitnya. But overall cukup oke.
Overall conclusion, sebagai alternatif tempat hangout baru di sekitaran Kelapa Gading maka Dutch House bisa menjadi pilihan. Tempatnya nyaman, ambiencenya cukup oke, daerahnya sendiri cukup sepi dari lalu lalang kendaraan, dan ada free Wi-fi.
Tapi soal makanan mungkin belum begitu bisa dikatakan akan memuaskan lidah. Kalau eaters pecinta kuliner sejati dan menginginkan makanan yang wow ya jangan terlalu berekspektasi. Soal rasa masih bisa digolongkan di tengah-tengah. It's not too bad, but not that excellent either.
Well tidak ada salahnya mencoba tempat baru untuk mendapat pengalaman kuliner yang berbeda. Will I be back again? Well maybe, but I'm still thinking about it. Mungkin nanti saya akan coba datang kembali untuk taste bakerynya. Kalau berminat silakan datang dan coba eaters.
Keep on chewing!
Jazzy Dee
For more of my culinary journey, visit: http://designerdoyanmakan.blogspot.com
Twitter: @jzzydee
Instagram: @jzzydee
Questions: http://ask.fm/jzzydee
Jazzy Dee
For more of my culinary journey, visit: http://designerdoyanmakan.blogspot.com
Twitter: @jzzydee
Instagram: @jzzydee
Questions: http://ask.fm/jzzydee
Dutch House Cafe & Bakery
Jl. Boulevard Timur Raya Blok NB 1 No.45
Phone: (021) 4514350
Kelapa Gading, Jakarta Utara
ada yang penasaran dengan sabung ayam toraja
BalasHapus